NAMA
; TRESIA IMELDA TASAK
NIM ; PO.530333214696
TING/REG
; II/B
PEMBIMBING:
YULIUS B. KORASA,S.Farm.,Apt.,M.Si
IUD (Intra
Uterine Device) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah alat kecil terdiri dari bahan
plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti
jika sudah digunakan selama periode tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi
jangka panjang. Nama populernya adalah spiral.
Jenis-jenis IUD di Indonesia
1.
Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T yang baru
IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T yang baru
IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.
2.
Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.
3.
Multi Load
IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.
IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.
4.
Lippes Loop
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik. Yang banyak dipergunakan dalam program KB masional adalah IUD jenis ini.
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik. Yang banyak dipergunakan dalam program KB masional adalah IUD jenis ini.
Cara Kerja
1.
Menghambat
kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
2.
Mempengaruhi
fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3.
IUD
bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD membuat sperma
sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk
fertilisasi
Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin
dalam rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah
pada waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak.
Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid. Yang boleh menggunakan
IUD adalah:
1.
Usia
reproduktif
2.
Keadaan
nulipara
3.
Menginginkan
menggunakan kontrasepsi jangka panjang
4.
Perempuan
menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
5.
Setelah
melahirkan dan tidak menyusui
6.
Setelah
mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
7.
Risiko
rendah dari IMS
8.
Tidak
menghendaki metoda hormonal
9.
Tidak
menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
10.
Tidak
menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama
11.
Perokok
12.
Gemuk
ataupun kurus
Keuntungan IUD:
Menurut Dr
David Grimes dari Family Health
International di Chapel Hill, Carolina Utara, seperti dikutip News yahoo, dokter sering kali
melupakan manfaat IUD dalam pengobatan endometriosis.Laporan tersebut diungkapkan dalam
pertemuan di The American College of
Obstetricians and Gynecologist, New Orleans. David
mengatakan, IUD mampu mengurangi risiko kanker endometrium hingga 40 persen.
Perlindungan terhadap kanker ini setara dengan menggunakan alat kontrasepsi
secara oral.
1. Sangat efektif. 0,6 – 0,8
kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170
kehamilan). Pencegah kehamilan jangka panjang yang AMPUH, paling tidak
10 tahun
2. IUD dapat efektif segera setelah
pemasangan
3. Metode jangka panjang (10 tahun
proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)
4. Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
Hubungan intim jadi lebih nyaman karena rasa aman terhadap risiko kehamilan
5. Tidak ada efek samping hormonal
dengan CuT-380A
6. Tidak mempengaruhi kualitas dan
volume ASI. Aman untuk ibu menyusui – tidak mengganggu kualitas dan kuantitas
ASI
7. Dapat dipasang segera setelah
melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
8. Dapat digunakan sampai menopause
9. Tidak ada interaksi dengan
obat-obat
10. Membantu mencegah kehamilan ektopik
11. Setelah IUD
dikeluarkan, bisa langsung subur
Kerugian:
Setelah pemasangan, beberapa ibu mungkin mengeluh merasa
nyeri dibagian perut dan pendarahan sedikit-sedikit (spoting). Ini bisa
berjalan selama 3 bulan setelah pemasangan. Tapi tidak perlu dirisaukan benar,
karena biasanya setelah itu keluhan akan hilang dengan sendrinya. Tetapi
apabila setelah 3 bulan keluhan masih berlanjut, dianjurkan untuk memeriksanya
ke dokter. Pada saat pemasangan, sebaiknya ibu tidak terlalu tegang,
karena ini juga bisa menimbulkan rasa nyeri dibagian perut. Dan harus segera ke klinik jika:
1.
Mengalami keterlambatan haid yang
disertai tanda-tanda kehamilan: mual, pusing, muntah-muntah.
2.
Terjadi pendarahan yang lebih banyak
(lebih hebat) dari haid biasa.
3.
Terdapat tanda-tanda infeksi, semisal
keputihan, suhu badan meningkat, mengigil, dan lain sebagainya. Pendeknya jika ibu merasa tidak
sehat.
4.
Sakit, misalnya diperut, pada saat
melakukan senggama. Segeralah pergi kedokter jika anda menemukan
gejala-gejala diatas.
Efek Samping dan Komplikasi
1.
Efek
samping umum terjadi:perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak,
perdarahan antar mensturasi, saat haid lebih sakit
2.
Komplikasi
lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan,
perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab
anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)
3.
Tidak
mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
4.
Tidak
baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti pasangan
5.
Penyakit
radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai IUD, PRP dapat
memicu infertilitas
6.
Prosedur
medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan IUD
7.
Sedikit
nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan IUD. Biasanya
menghilang dalam 1 – 2 hari
8.
Klien
tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih yang dapat
melepas
9.
Mungkin
IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD dipasang
segera setelah melahirkan)
10.
Tidak
mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD mencegah kehamilan
normal
11.
Perempuan
harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu.
Waktu Pemasangan:
1.
Pemasangan
IUD sebaiknya dilakukan pada saat :
2.
2
sampai 4 hari setelah melahirkan
3.
40
hari setelah melahirkan
4.
setelah
terjadinya keguguran
5.
hari
ke 3 haid sampai hari ke 10 dihitung dari hari pertama haid
6.
menggantikan
metode KB lainnya
Waktu Pemakai Memeriksakan Diri:
1.
1
bulan pasca pemasangan
2.
3
bulan kemudian
3.
setiap
6 bulan berikutnya
4.
bila
terlambat haid 1 minggu
5.
perdarahan
banyak atau keluhan istimewa lainnya
Keluhan-keluhan pemakai IUD
Keluhan yang dijumpai pada penggunaan IUD adalah terjadinya sedikit perdarahan, bisa juga disertai dengan mules yang biasanya hanya berlangsung tiga hari. Tetapi, jika perdarahan berlangsung terus-menerus dalam jumlah banyak, pemakaian IUD harus dihentikan. Pengaruh lainnya terjadi pada perangai haid. Misalnya, pada permulaan haid darah yang keluar jumlahnya lebih sedikit daripada biasa, kemudian secara mendadak jumlahnya menjadi banyak selama 1-2 hari. Selanjutnya kembali sedikit selama beberapa hari. Kemungkinan lain yang terjadi adalah kejang rahim (uterine cramp), serta rasa tidak enak pada perut bagian bawah. Hal ini karena terjadi kontraksi rahim sebagai reaksi terhadap IUD yang merupakan benda asing dalam rahim. Dengan pemberian obat analgetik keluhan ini akan segera teratasi. Selain hal di atas, keputihan dan infeksi juga dapat timbul selama pemakaian IUD
Keluhan yang dijumpai pada penggunaan IUD adalah terjadinya sedikit perdarahan, bisa juga disertai dengan mules yang biasanya hanya berlangsung tiga hari. Tetapi, jika perdarahan berlangsung terus-menerus dalam jumlah banyak, pemakaian IUD harus dihentikan. Pengaruh lainnya terjadi pada perangai haid. Misalnya, pada permulaan haid darah yang keluar jumlahnya lebih sedikit daripada biasa, kemudian secara mendadak jumlahnya menjadi banyak selama 1-2 hari. Selanjutnya kembali sedikit selama beberapa hari. Kemungkinan lain yang terjadi adalah kejang rahim (uterine cramp), serta rasa tidak enak pada perut bagian bawah. Hal ini karena terjadi kontraksi rahim sebagai reaksi terhadap IUD yang merupakan benda asing dalam rahim. Dengan pemberian obat analgetik keluhan ini akan segera teratasi. Selain hal di atas, keputihan dan infeksi juga dapat timbul selama pemakaian IUD
Daftar
Pustaka
EPO. (2008). Alat Kontrasepsi Dalam Rahim atau Intra
Uterine Device (IUD). Diambil pada tanggal 20 Mei 2008 dari http://pikas.bkkbn.go.id/jabar/program_detail.php?prgid=2
Krisnadi, S. R. (2002). Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Intra Uterine Device (IUD).
Diambil pada tanggal 20 Mei 2008
dari http://www.ibuhamil.com/lihat_artikel.php?asal=34&id=1
Unknown.
IUD Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(Contraseptive for womens). Diambil pada tanggal 20 Mei 2008 dari http://www.pkmi-online.com/iud.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar